|

Bukan Hanya Orang Dewasa, Anak pun Memiliki Privacy

Sedang iseng scrolling media sosial. Bukan kepo-in orang lain, sih. Aku lebih napak tilas masa lalu via beranda PROFILE medsos sendiri. Melihat-lihat momen yang sempat terekam dan menjadi jejak digital (tsahhh).

Tersadar akan satu hal. “Wah, ternyata aku dulu lumayan banyak posting Anis, ya!” Dari milestones tumbuh kembang dia, aktivitas sehari-harinya, bahkan hingga menu MPASI-nya juga haha.

Semakin sini justru aku mendapati postingan tentang dia sangat berkurang (ya jadi otomatis jarang posting juga sebenernya, sih, haha). Belum lagi banyak pertanyaan yang aku terima menanyakan hal jarang posting tersebut, hingga akhirnya aku memutuskan untuk membagikannya di sini.

Alasan Posting Foto Anak

Jadi, dulu itu aku termasuk rajin munculin wajah Anis karena memang ingin membuat rekam jejak Anis yang bisa aku kilas balik di masa yang akan datang. Ya, seperti yang aku lakukan tadi. Scrolling sambil calling back memory gitu ceritanya, hehe.

Aku percaya tentang penyakit ‘ain yang sangat santer akhir-akhir ini di kalangan netizen Indonesia. Namun, bisa dibilang aku pun bukan yang tipikal fanatik sampai tidak show up wajah Anis di dunia per-internet-an. Meyakini bahwa selama doa terus terpanjat untuk anak, insyaAllah penjagaan Allah pun ada, itu alasannya.

Alasan lain, aku memang senang berbagi hal-hal yang bisa dibagikan mengenai Anis. Karena kadang aku juga melakukan hal yang sama. Untuk menambah referensi, sebagai ibu (tidak terlalu) muda ini suka cari-cari tulisan yang relate dengan kondisi Anis. Dari situ, aku pikir tidak ada salahnya untuk membagikan hal bermanfaat yang ada pada aku dan Anis ke ibu muda lainnya (ibu tua, bapak muda, bapak tua, nenek kakek, siapa pun, deh, pokoknya).

Untuk aku pribadi, penambahan foto riil Anis akan memperkuat tulisan yang dibuat. Ya, ga selalu foto wajahnya, sih. Kadang tangannya (saat makan atau berkegiatan dengan tangan), kadang bagian belakangnya, sesuai kebutuhan aja, deh!

Jadi, pada dasarnya aku (dan suami) adalah jenis orang tua yang feeling fine untuk mengekspos wajah anak di media sosial. Tentu saja dengan batasan berdasarkan parameter kami pastinya.

Nah, kealpaan aku dalam mem-posting Anis akhir-akhir ini jadi bukan tentang penyakit ‘ain, ya hehe,

Seorang Anak Memiliki Privacy-nya Sendiri

Yup! Anis kini semakin besar. Usia 5 tahun 4 bulan sudah tentu mulai memiliki preference sendiri untuk dirinya. Termasuk hal pengambilan gambar/foto. Apalagi untuk mem-posting-nya.

Masih ingat saat itu usia sekitar 4 tahunan. Saat aku sedang mem-video-kan dirinya, tiba-tiba dia lambaikan tangan ke arah ponsel sambil meminta untuk dimatikan. “Sudah, Bu. Aku ngga mau di-video-in,” katanya.

Di situ aku merasa bahwa kontrol Anis terhadap dirinya sendiri sudah semakin matang. Dia tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepadanya. Terlebih dia tahu mana yang disuka dan tidak.

Kemudian aku berpikir. Anis memang anak kami (aku dan suami), tapi tubuh dia adalah miliknya. Orang tua pun tidak bisa dan tidak boleh merasa memilikinya. Harus tetap ada otoritas pribadi baginya, meski pun penerapannya bertahap karena masih butuh ada pengawasan.

Seperti banyak pakar menyebutkan. Bahkan, saat bercanda dengan anak, ketika Si Anak sudah mengatakan “STOP”, artinya kita harus bisa menghormati batasan dia. Walau pun kita posisinya sebagai orang tua, dengan tenaga lebih besar pastinya, tetap harus berhenti.

Begitu juga dengan hal mengambil gambar dan membagikannya. Aku yang (baru) sadar akan kematangan kontrol diri Anis yang sudah semakin tubuh, merasa harus bisa lebih menerapkan privacy bordering dengannya.

Salah satunya adalah dengan SELALU MEMINTA IZIN kepada Anis setiap akan mengambil gambarnya. Juga meminta approval Anis sebelum aku posting foto atau video yang berkenaan dengannya.

Hal ini akan menjadi pelajaran mengenai adab dan empati juga untuknya. Di mana, dia pun harus bisa menghargai privacy orang lain. Walau terdengar sepele, tetapi dengan menghormati privacy Anis, ternyata itu sangat membantu dia dalam penerapan adab di lingkungan. Seperti, tidak masuk rumah orang lain seenaknya, tidak asal menyentuh tubuh atau barang orang lain, pun termasuk saat aku meminta waktu privacy untuk menyendiri sesaat, dia lebih paham.

So, terjawab sudahlah, yaaa, kenapa media sosialku kini nampak sepi, hihi.

Similar Posts

3,396 Comments

  1. Modern Talking был немецким дуэтом, сформированным в 1984 году. Он стал одним из самых ярких представителей евродиско и популярен благодаря своему неповторимому звучанию. Лучшие песни включают “You’re My Heart, You’re My Soul”, “Brother Louie”, “Cheri, Cheri Lady” и “Geronimo’s Cadillac”. Их музыка оставила неизгладимый след в истории поп-музыки, захватывая слушателей своими заразительными мелодиями и запоминающимися текстами. Modern Talking продолжает быть популярным и в наши дни, оставаясь одним из символов эпохи диско. Музыка 2024 года слушать онлайн и скачать бесплатно mp3.

  2. Українські Народні Пісні Ой У Вишневому Саду.там Соловейко Щебетав – Ой У Вишневому Саду.там Соловейко Щебетав скачать песню бесплатно на телефон и слушать онлайн в mp3
    Українські Народні Пісні Ой У Вишневому Саду.там Соловейко Щебетав – Ой У Вишневому Саду.там Соловейко Щебетав